Koleksi Tjerita Tjinta karya Anne Avantie Tutup Palembang Fashion Week 2020
TABLOIDBINTANG.COM - Menandai 30 tahun berkarya di industri fesyen, desainer Anne Avantie menghadirkan karya masterpiece-nya selama berkarya hingga desain lawas yang dibuatnya pada 17 tahun lalu. Rancangannya tersebut menghipnotis pecinta fesyen pada penutupan Palembang Fashion Week 2020 di Spot and Convention Center, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (8/3).
Peragaan busana yang diberi tema “Tjerita Tjinta” ini dikemas secara apik dengan aksi teatrikal yang menggabungkan tarian dan penampilan dari para artis ibu kota seperti Indy Barends dan Indra Bekti.
Anne menuturkan, fesyen show kali ini merupakan napak tilas perjalanan karirnya selama 30 tahun berkarya melengkapi roadshow yang telah dan direncanakan digelar di beberapa kota di Indonesia lainnya.
Pagelaran fashion show ini digagas oleh Palembang Icon, pusat perbelanjaan yang dikelola oleh Lippo Malls. Event ini telah terselenggara selama 7 tahun dan kali ini menghadirkan lebih dari 20 designer di area Palembang dan Sumatera Selatan.
Selain Indy Barends dan Indra Bekti, sejumlah artis dan Putri Indonesia pun turut serta. Diantaranya Kezia Warouw, Bunga Jelitha Ibrani, dan Sonia Fergina Citra.
Mall Director Palembang Icon, Co Ing mengatakan, kehadiran Anne Avantie merupakan hal yang istimewa dalam PFW. Sebab, Anne bersedia tampil dan menjadikan ajang ini sebagai bagian dari roadshow perjalanan karirnya.
“Semoga ajang ini mampu menumbuhkan industri fesyen di Tanah Air, khususnya di Palembang, sehingga dapat memberi kontribusi positif bagi Indonesia, khususnya Palembang," harapnya.
Sementara itu, Anne Avantie yang akrab disapa Bunda ini mengatakan kehadirannya di Palembang merupakan kali kedua setelah sebelumnya, ia mengadakan acara Pasar Tiban bekerjasama dengan Palembang Icon.
"Saya menemukan perasaan cinta di Palembang. Untuk itu, saya memberikan tema pada gelaran kali ini dengan 'Tjerita Tjinta'. Sebagai ungkapan rasa cinta saya kepada masyarakat Palembang," ungkapnya.
Anne menambahkan, karya yang ditampilkan merupakan masterpiece dan hanya 20% yang baru. “Karya masterpiece itu merupakan hasil dari karya selama 30 tahun perjalanan karir. Bahkan, ada busana yang diciptakan pada 17 tahun lalu yang kembali ditampilkan,” paparnya.
Ia berharap pagelaran busana kali ini bisa memberikan inspirasi kepada generasi selanjutnya untuk terus berkarya. Tidak hanya itu, ia pun ingin berbagi inspirasi dengan para desainer lokal agar tetap terus belajar dalam menghasilkan sebuah karya.
"Bagi saya, desainer itu bukan hanya menghasilkan baju bagus, tapi menciptakan brand, lalu pasar, hingga industri. Pada akhirnya bisa menyerap tenaga kerja sehingga bisa menjadi berkat di masyarakat," tutupnya.